![]() |
sumber : google |
Pagi itu seperti biasa saya ke perpustakan daerah bersama
teman-teman yang lain, meski belum kenalan (hehe), tampangnya serius banget, takut mengganggu. Tiba-tiba sebelah saya ada seorang perempuan cantik, S2 Notaris, dan jago
banget ngomong. Ternyata dia anggota komunitas bisnis yang sering kita dengar
MLM. Saya sengaja mendengarkan sampai akhirnya teman saya datang dan kita
cipika-cipiki. Saya sangat mengapresiasi perlakuan baik seorang perempuan
berparas cantik ini.
Pagi itu dia memperlihatkan sebuah video dimana beberapa
temannya sudah berhasil dibisnis itu. Saya diperlihatkan kapal pesiar, rumah
mewah seharga 3 M, mobil merci putih berplat B. Saya juga diperlihatkan
keberhasilannya temannya menjadi anggota dewan karena mengikuti komunitas ini.
Luar biasa bila itu benar. Tapi sayang saya tidak tertarik sama sekali dengan
video yang sedang kami saksikan. Tidak semua orang termasuk saya, tertarik
untuk naik merci, kapal pesiar, bahkan memiliki rumah seharga 3 M. Sekalipun
saya memiliki uang melebihi itu, saya tegas tidak akan sampai memiliki hasrat
untuk membangun rumah seharga itu. Yang ada lebih untuk mengembangkan bisnis,
kalau memang sedang menjalani bisnis.
Dia bilang, kita tidak kebetulan bisa bertemu di sini, ini
pasti ada maksudnya. Mungkin benar mbak, ini bukan kebetulan bagi mbak, tapi
mbak salah target. Seharusnya mbak mencari orang yang mempunyai ekspektasi
besar tentang kekayaan dan mewahnya dunia. Pertemuan kita tidak salah, tapi
saya bukan target yang sepolos itu tanpa berpikir. Apa ini dosa ? pura-pura
tidak paham di depannya, meski semua mata waktu itu tertuju pada kami berdua.
Dia sempat tegang dan menyimpan ketidaktenangan, dia seperti tertekan, dan
lantang bilang ini bisnis keren, komunitas level 1, padahal raut wajahnya
memperlihatkan ketidakbenaran.
Tidak semua orang memiliki hasrat yang besar tentang
duniawi, seperti memperkaya diri sampai memiliki ribuan mobil mewah dan rumah
di mana-mana, tidak semua orang yang kaya lalu menghamburkan uangnya untuk
memiliki apapun di dunia. Saya heran, kenapa seakan-akan saya orang yang paling
bahagia bila memiliki rumah seharga 3 M dan naik kapal pesiar. Padahal bahagia
itu bukan itu menurut saya. Entah saya sampai teler di perpus, untung saya
sedang blogging aja waktu itu, bukan menulis yang lain. Saran, sebelum
memprospek orang, sebaiknya bertanya lebih dahulu, apa arti bahagia kepada si
klien (anggap saja begitu), setelah menemukan jawabannya, mulailah memprospek
bila masih ingin. Oke, saya hanya sekedar sharing, bertanya, dan menulis, maaf bila ada yang
tidak berkenan. Ada yang ingin membagi pengalaman bertemu mereka ?
Iya mbak, sejujurnya saya juga tidak tertarik, cuma penasaran. Wkwkwk. :D
BalasHapuswekaweka :D pernah kecemplung dek ? iya kenapa aku post ini soalnya biar ada yang tahu setidaknya, para anggota kadang bangga temenya sukses pake mersi, padahal aku baca ada segelintir orang yang nipu, pakai mobil orang di parkiran *ada buktinya di blog orang, terus pamer rumah, padahal di depan rumah orang, mungkin cara penawannya aja kali ya yang di rubah, soalnya nggak semua orang punya ekspektasi yang besar soal kekayaan, mungkin beda lagi kalau urusannya, pamer keberhasilan anaknya yang tadinya nggak sekolah terus bisa sekolah, bukan malah pamer naik kapal pesiar, hehehe
Hapus